Pages

Rabu, 06 April 2011

regenerasi pada ekor cicak

REGENERASI PADA EKOR CICAK
KARYA ILMIAH


OLEH:
CANDRA SUDALIS
RR A1C4 09 005


DOSEN PENGAMPU:
Drs. JODION SIBURIAN S.Si M.Si
Dra. MIA AINA S.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010 / 2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Setiap hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu dengan yang lainnya. Salah satu contoh adalah regenerasi dari organ. Regenerasi organ dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh suatu organisme untuk menggantikan bagian tubuh yang rusak baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja (karena kecelakaan) dengan bagian tubuh yang baru dengan bentuk yang sama persis dengan sebelumnya. Hewan-hewan yang termasuk dalam sub phylum vertebrata mempunyai daya regenerasi yang lebih randah dibandingkan dengan daya regenerasi pada hewan-hewan yang termasuk dalam avertebrata (regenerasi tertinggi terjadi pada Urodela).Regenerasi adalah memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali seperti semula. Kerusakan itu bervariasi. Ada yang ringan, seperti luka dan memar, ada yang sedang, yang menyebabkan ujung suatu sebagian tubuh terbuang, dan yang berat, yang menyebabkan suatu bagian besar tubuh terbuang. Kemampuan regenerasi pada berbagai organisme tidak sama, ada yang tinggi dan ada yang rendah.
Reptilia seperti cicak regenerasinya hanya terbatas pada ekor untuk melepaskan diri dari tangkapan musuh dengan memutuskan ekornya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan sistematik hewan dengan daya regenerasinya.
Daya regenerasi pada berbagai organisme tidak sama, ada yang tinggi seperti Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea dan Urodela. Dikalangan sub phylum ini yang tertinggi adalah Urodela. Banyak dipakai dalam regenerasi eksperimental. Vertebrata adalah yang paling rendah daya regenerasinya dibandingkan dengan avertebrata, dimana bagian tubuh yang lepas tidak dapat ditumbuhkan kembali. Anura regenerasinya terbatas pada tingkat larva dan hanya pada anggota gerak dan ekor, yang dewasa tidak bisa beregenerasi sama sekali.
B. Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk dapat mengamati dan kemudian menyusun rangkaian perkembangan, penyembuhan, dan pembentukan kembali ekor pada ujung ekor cicak yang terpotong.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kebanyakan vertebrata memiliki kemampuan regenerasi. Kemampuan ini tergantung pada bagian tubuh yang dipotong. Misalnya, bila ekor cicak dipotong ekornya maka pada potongan bagian anterior itu akan segera terbentuk ekor baru. Segmen-segmen yang terjadi pada regenerasi pada umumnya lebih sedikit dari pada jumlah segmen yang hilang (Radiopoetra, 1986). Menurut Balinsky (1981), suatu organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan
akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau experimen. Hilangnya bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali, dan dalam kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut sebagai regenerasi. Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan embrio. Dari pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus (timbullah) organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Ini melibatkan morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio. Beberapa reptilia seperti kadal, cicak mampu melakukan regenerasi pada bagian tertentu yang hilang dengan cukup kokoh. Cicak akan melepaskan ekornya dan kemudian akan meregenerasi ekor baru pada waktu yang tidak begitu lama.
Kemampuan regenerasi berkurang dengan meningkatnya kompleksitas stuktur dan fisiologis. Proses regenersi mirip dengan proses perkembangan embrio. Pembelahan cepat dari sel-sel yang belum khusus (timbulah) organisasi yang komplek dari sel-sel khusus yang melibatkan morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio
(Kimball, 1993).


BAB III
MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol aqua yang dilubangi, plastik, silet atau gunting dan kertas label. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah seekor cicak dengan ekor yang masih utuh.
B. Metode
1. Cicak diambil dan diukur ekornya.
2. Bagian ekor cicak kemudian dipotong dan diukur kembali ekor setelah dipotong.
3. Setelah ekor cicak dipotong, cicak dimasukkan dalam botol aqua yang dilubangi kecil-    kecil tutup plastiknya yang berfungsi sebagai ventilasi.
4. Diamati perkembangan ujung ekor cicak selama kurang lebih satu minggu.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
1.      Pertumbuhan Ekor Cicak Dengan Pemotongan Alami dan Mekanik
Keterangan
Data Pribadi
Pemutusan alami Kel I
Pemutusan Mekanik (Bagian Yang Dipotong)



Tepat Garis
NGF
Kel II
¾ Bagian
Kel III
½ Bagian
Kel IV
Panjang
Awal
(mm)
47

63
65

Panjang sisa (mm)
10

15
16

Hari ke 1-2 (mm)
2

16
16,3

Hari ke 3-4
(mm)
3

17
16,4

Hari ke 5-6
(mm)
4

18
-

Hari ke 7 (mm)
-

19
-


B. Pembahasan
Regenerasi meliputi tiga cara. Pertama lewat mekanisme yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk membentuk masa sel yang terdiferensiasi. Yang kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi seperti ini disebut regenerasi epimorfis, dan ini khas pada regenerasi membra. Mekanisme regenerasi kedua disebut mofolaksis. Regenerasi semacam ini terjadi lewat pemolaan kembali jaringan yang masih ada (tersisa), yang tidak disertai dengan perbanyakan sel. Regenarasi mofolaksis terjadi pada Hydra. Tipe regenerasi ketiga adalah regenerasi intermediet, dan diduga sebagai regenerasi konsenpatori. Pada regenerasi ini, sel-sel membelah, tetapi mempertahankan fungsi sel yang telah terdiferensiasi. Tipe regenerasi konsenpatori khas pada hati manusia (Sounder, 1982).
Proses-proses umum yang terjadi pada regenerasi bagian yang putus atau rusak yaitu :
1. Darah mengalir menutupi luka, kemudian membeku dan membentuk “scab”.
2. Epitel kulit menyebar di permukaan luka, dari bawah “scab”. Sel-sel epitel itu bergerak        secara amuboid dan membutuhkan beberapa hari agar kulit lengkap menutupi luka.
3. Dediferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga jadi bersifat muda kembali dan      pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matrix tulang dan tulang      rawan melarut. Sel-selnya lepas dan tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga      berdisintegrasi dan sel-selnya berdiferensiasi semua. Akhirnya tak dapat lagi dibedakan      mana sel yang berasal dari tulang, tulang rawan, atau jaringan ikat disusul oleh sel-sel      otot berdiferensiasi, serat myofibril hilang, inti membesar, dan sitoplasma menyempit.
4. Pembentukan blastema, yaitu kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka “scab”      mungkin sudah lepas waktu ini. Blastema besar dari penimbunan dari sel-sel      dediferensiasi.
5. Proliferasi sel-sel dediferensiasi secara mitosis, proliferasi ini serentak dengan proses      dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema dalam besarnya yang maksimal, dan      waktu itu tak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel       blastema itu.
Proses perbaikan pertama pada regenerasi ekor cicak adalah penyembuhan luka dengan penumbuhan kulit diatas luka tersebut, kemudian suatu tunas-tunas sel yang belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini menyerupai rupa yang mirip dengan tunas anggota tubuh pada embrio yang sedang berkembang. Ketika waktu berlalu sel-sel dari anggota tubuh yang sedang beregenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot, tulang dan jaringan lajutnya yang menjadikan ekor fungsional. Studi regenerasi mengungkapkan bahwa sel-sel dewasa dari jaringan tertentu yang telah berdiferensiasi misalnya epidermis mensintesis dan mengasilkan zat yang secara aktif menghambat mitosis sel-sel muda dari jaringan yang sama. Stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada penghambat pembelahan sel. Umur organisme mempengaruhi kemampuan regenerasi dengan meningkatnya umur tanpa kemampuan regenerasi lenyap tampak kemampuan regenerasi lenyap secara progesif. Kemampuan regenerasi berkurang dengan meningkatnya kompleksitas struktur dan fisiologi (Kimball, 1993).
Cicak mempunyai daya regenerasi pada ekornya. Regenerasi ini diikuti oleh auotomi. Automi adalah adaptasi yang khusus untuk membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh, jika predator menangkap ekornya, maka yang didapatkan hanya lah ekor itu saja bukan hewan tersebut. Autotomi merupakan perwujutan dari mutilasi diri. Setelah ekor putus, tunas regenerasi dibentuk pada permukaan yang terluka dan ini memberi kemunculan suatu ekor baru. Ekor yang baru muncul tersebut mempunyai struktur yang berbeda dengan ekor semula. Hasil regenerasi ekor itu tidak semula kembali karena ekor yang baru itu tidak mengandung otochord lagi. Kulit yang segera menutupi luka amputasi cicak akan menyebabkan regenerasi terhalang, namun jika hanya epidermis kulit yang menutup luka maka regenerasi terjadi. Hal ini menunjukkan kulit terutama kulit dermis mengandung suatu zat yang memblokir proses regenerasi (Balinsky, 1983).
Berdasarkan pengamatan cicak yang telah diputus ekornya dan dipelihara kurang lebih selama satu minggu mempunyai daya regenerasi sebagai berikut:
· hari pertama : cicak mengalami pertambahan panjang 2 mm
· hari kedua : cicak mengalami pertambahan panjang 3 mm
Menurut Kalthof (1996), Regenerasi tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase regenerasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan hewan dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormon. Faktor eksternal meliputi air, makanan dan cahaya.
1. Hormon
Hormon merupakan senyawa organik yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan hewan adalah hormon somatotrof (hormon pertumbuhan). Bila hewan kekurangan hormon pertumbuhan, maka pertumbuhan akan terhambat sehingga badannya kerdil. Bila kelebihan hormone pertumbuhan, maka akan mengalami pertumbuhan raksasa.
2. Gen
Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan dari orang tua (induk) kepada keturunannya. Gen akan mengendalikan pola pertumbuhan dan perkembangan hewan.


3. Makanan
Makanan sangat diperlukan oleh hewan maupun makhluk hidup lainnya. Makanan digunakan sebagai zat pembangun tubuh dan sumber energi.
4. Air
Air merupakan pelarut dan media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh. Reaksi metabolisme ini akan menghasilkan energi, membantu pembentukan sel-sel yang baru, dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
5. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat diperlukan dalam pembentukan vitamin D. Vitamin itu diperlukan dalam pembentukan tulang.


BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perbaikan pada bagian organ yang hilang      atau rusak.
2. Proses penyembuhan ekor yang terpotong dimulai dengan terjadinya pembekuan      darah     disekitar luka yang nantinya akan terbentuk scab.


DAFTAR PUSTAKA

Balinsky, B. I. 1981. An Introduction to Embriology. W. B. Saunders Company, Philadelpia.
Balinsky, B. I. 1983. An Introduction to Embriology. W. B. Saunders Company, London.
Clause R. Amanda. 2006. Caudal Autotomy and Regeneration in Lizards
Kimbal, J. W. 1993. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Khaltoff, Klaus. 1996. Analysis of Biological Development. McGraw-Hill,Inc, New
York.
Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga. Jakarta

2 komentar:

Unknown mengatakan...

aku gak paham maksudnya ? aku cman mau lhat pertumbuhan yg wktu d putuskan sendiri
yg kel 1 kok gk ada ?

Rahman mengatakan...

Yup aq juga sama n sependapat mau lihat sndri law ad ksmptan

Posting Komentar